Saat jauh begini. Aku bahkan lebih rapuh dari daun
keladi. Aku bahkan lebih sepi dari jalanan dinihari di belakang desa sebelah rumahku. Aku
bahkan lebih layu dari daun-daun talas terbakar api jerami. Tanpamu hanya
ada jenuh yang menjemukan. Tanpamu hanya ada perih yang mengigit di dadaku. Pelan-pelan
aku bisa mati. Pelan-pelan aku bisa gila. Pelan-pelan saja mendekatlah kemari. Aku
ingin lebih dekat lagi denganmu. Aku ingin menjadi daun-daun yang selalu kau
rindu. Daun-daun putri malu yang tersenyum kala hujan turun. Saat panas
gersang. Bersamamu cukup membuat tenang.
Saat jauh begini. Peluhku pun terasa lali. Dinihari tak
terasa pagi. Kelam dan legam menderam di dadaku yang semakin suram. Tanpamu semuanya
berubah tak tentu arah. Tanpamu sayap-sayap malaikat pun terlihat patah. Begitukah
cinta yang merekah di dada. Saat jarak terasa begitu menyiksa. Lalu kemana aku
akan mengadukan lara? Tanpamu semua seolah sia-sia. tanpamu tak adalagi yang
bisa kupercaya.
Saat embun-embun dinihari turun memandikan tubuhku. Membasuh
rindu yang kalah. Menghanyutkan asa yang tak kunjung kau ijabah. Sementara aku
hanya bisa diam dalam gelap menjelang subuh yang semakin kelam. Tulung-tulang
rusukku semakin remuk. Rangka peluknya seolah ingin patah. Aku takut, kelak
jika bertemu denganmu lagi ia hanya menunggu mati. Karena saat jauh begini
ragaku pun seolah sekarat. Perasaan yang menggunung kini terasa semakin berat. Bergelayut
di pundakku yang semakin erat.
Saat jauh begini, tak ada yang lebih mulia dari pada
segera pulang. Tak ada yang lebih indah selain manatap wajahmu yang merona
merah. Tak ada yang lebih madu dari pada memeluk tubuhmu dengan rindu.
Saat jauh begini, sesungguhnya Tuhan sedang menguji
diri; apakah kita memang terlahir untuk bertemu lagi?
kamar: 2:53 dinihari.
Aku pun merasakan apa yang kamu rasakan. Saat jauh begini, hati perih menahan rindu yang tak kunjung usai. Ingin rasanya ku berlari dan merebahkan rindu ini dalam dekap mu. Namun apalah dayaku saat jarak begitu kuat menahanku utk tetap disini. Seakan rindu ini tak bertuan,rindu ini semakin kuat tertanam. Tak tau apa yang bisa kulakukan , menatap gambarmu dalam bingkai itu mampu sedikit rebahkan rinduku namun tak jua hilang rasa sesak itu. Karna yang ku harapkan adalah dekapmu yang nyata dalam peluku.
ReplyDeletebang izin share ya...
ReplyDeletesaya pembaca setia tulisan abang loh,saya banyak belajar dari tulisan abang...
terimakasih :)
seolah postingan ini menceritakan tentangku beserta jarak kita :(
ReplyDelete