Aku tidak pernah tahu
kenapa kita dipertemukan. Kenapa harus denganku kau berbagi kisahmu. Semua terjadi
begitu saja. Meski sebenarnya aku percaya, tak ada yang benar-benar terjadi
begitu saja. Selalu ada yang merencanakan segala hal. Dia yang mahaperencana. Segala
hal yang ada di dunia ini selalu atas kuasa dan inginNya. Termasuk kenapa aku
dan kamu akhirnya saling mengenal. Dekat. Lalu berbagi banyak hal. Bahkan
mungkin rahasia paling rahasia yang kita punya.
Kau ditinggal
kekasihmu menikah. Dan aku lelaki yang pernah dibuat begitu patah. Namun satu
hal yang selalu kita bicarakan. Kita adalah dua orang yang percaya akan cinta.
Kita adalah dua orang yang masih yakin bahwa bahagia itu tumbuh. Meski berkali-kali
seseorang ingin membunuhnya. Karena menurutmu bahagia adalah perihal pilihan
diri sendiri.
Namun pagi ini kau
mengirimi aku pesan singkat. Hal yang tidak pernah kupikirkan sebelumnya. Hal yang
paling menakutkan. Mungkin aku tidak pernah takut kehilangan kekasih, meski
tetap saja patah hati saat ditinggal pergi. Namun ditinggalkan oleh orang yang
melahirkanmu, adalah ditinggalkan paling buruk dalam hidup. Meski mungkin itu
cara terbaik Tuhan untuk tetap memeluk.
Aku tahu, selama ini
kau adalah seseorang yang begitu kuat. Aku mengenalmu dan percaya, kau memang
dilahirkan untuk menjadi kuat. Bahkan melebihi apa yang orang lihat padamu.
Namun dalam hal ini, sekuat apa pun
seseorang pada akhirnya akan rapuh dan patah juga. Sebab, tiada duanya cinta
selain cinta ibu kepada anaknya.
Pada dasarnya manusia
hanya jago terlihat kuat. Dan kadang memang harus terlihat kuat. Meski sebenarnya
tidak sekuat itu. Apa pun yang terjadi hari ini, tetaplah menjadi seseorang
yang ku kenal tangguh. Meski dalam hatimu sedang begitu rapuh. Mungkin ini
sudah saatnya untukmu. Jika kau harus menangis, menangislah seperlunya. Karena
air mata sebenarnya tidak lebih kuat dari doa-doa.
Boy Candra |
02/11/2014
No comments:
Post a Comment