–kepada
Icank, sahabatku.
Akhirnya
aku menulis surat ini untukmu. Beberapa pertemuan terus saja gagal. Terakhir
kita bertemu -seingatku, sebelum kau pulang ke Subang. Tiga tahun lalu.
Kemudian kita jarang sekali berkomunikasi. Hanya beberapa kali, melalui pesan
pesbuk, dan BBM. Beberapa bulan lalu aku sedih tidak bisa hadir di acara
pernikahanmu. Ah, untuk urusan ini kau memang luar biasa. Kau lelaki tangguh.
Aku masih bisa mengingat dengan jelas, beberapa tahun sebelum kau menikah. Kau
mengatakan kepadaku, bahwa dia (istrimu sekarang) adalah orang yang kau nikahi.
Namun, kau harus sukses dulu. Dan kau merawat impian itu, ternyata.
Bahkan
akhir tahun lalu saat kau mengabarkan hendak melamar dia, aku masih terkagum
akan kegilaanmu. Kau benar-benar gila. Andai diijinkan, suatu hari nanti aku
ingin menulis kisah cintamu. Tapi au tidak berjanji untuk hal ini. Karena
banyak hal yang ternyata tak bisa kupenuhi kepadamu.
Darimu
aku belajar banyak hal. Tentang bertahan hidup. Tentang kerja keras. Tentang
impian, dan tentu yang lebih penting tentang menjaga dan mewujudkan impian itu.
Aku mengaku kalah darimu untuk beberapa hal. Terutama untuk kegigihanmu
memperjuangkan orang yang kau cintai. Kau benar-benar gila urusan jatuh cinta.
Dan yang lebih mengagumkan, kau mampu menyembunyikan impian bertahun-tahun,
lalu dengan tiba-tiba, mengejutkan banyak orang.
O
iya, aku ingin mengabarkan padamu. Kini, dari kabar yang aku dapat, teman satu
kost kita yang lain sudah melalui fase hidup masing-masing. Deni sudah bekerja
di salah satu bank, sesuai impiannya waktu itu. Nanda, juga sudah wisuda. Dan
beberapa orang lagi sepertinya masih betah disebut mahasiswa. Semoga suatu hari
nanti, kita punya kesempatan bercerita dan berbagi tawa lagi. Tentu, dengan
bahasan yang berbeda.
Sekarang,
aku jadi penulis (kurasa begitu). Masih sama dengan apa yang kukatakan kepadamu
empat tahun lalu. Hari ini aku rindu suasana-suasana seperti hari itu.
Obrolan-obrolan penuh mimpi dan kemudian seolah berlalu. Tapi aku percaya, kita
adalah orang-orang yang dengan tabah merawat segala hal yang kita cinta. Semoga
saja, semesta selalu menjaga kamu dan keluarga kecilmu di sana. Kapan-kapan
kalau aku punya kesempatan ke Subang, kau harus berbagi banyak cerita kepadaku.
Salam,
sahabatmu.
Boy
Candra | 04/02/2016
Main dong bang ke subang, pengen ketemu sama bang boy langsung 😍😍
ReplyDeleteTiap hari cuma bisa lihat postnya aja di twitter, dan, kadang di instagram ._.
nice
ReplyDeleteSuratnya keren, kalo ada waktu mampir ke pontianak ta bg boy��
ReplyDeleteNice,tulisan sederhana namun menyimpan perasaan yang dalam.
ReplyDeleteKeren surat.a bg boy
ReplyDeleteKritik sarannya kak www.lukadanlupa.blogspot.com gue tunggu kak,gue cuma anak pedalaman desa belajar nulis
ReplyDeletesederhana tapi membuat saya mengerti , kakak jadi penulis tak semudah yang saya pikirkan. sangat menginspirasi
ReplyDelete