Ini entah kebetulan atau
memang sudah hukum alam. Apakah orang jatuh cinta memang selalu begini? Sejak
menaruh hati padamu aku lebih sering cerewet. Aku menjadi orang yang tak bisa
diam. Aku tak bisa diam menutupi hatiku, bahwa kamu memang selalu mengusik
dalam kepalaku. Bahwa kamu selalu saja menggetarkan sebentuk daging di dadaku.
Orang-orang menyebut getar
itu adalah rindu. Tapi aku tak tahu apa nama pastinya. Yang aku tahu, saat jauh
begini, rasanya lumayan menyiksa. Aku bahkan lebih cerewet dari biasanya. Di
jejaring sosial miliku, misalnya. Semuanya kutulis tentangmu. Tentang hatiku
yang selalu saja inginkan kamu. Jika saja bisa, aku ingin menjadi Jin. Yang
bisa dengan memejamkan mata, seketika berada di sampingmu.
Ah, pasti akan bahagia. Dan
aku tahu, salah satu cara untuk menghilangkan sikapku yang kini lebih cerewet
adalah dengan menatap matamu.
Saat berada di sampingmu,
aku seolah kehabisan kata. Meski, aku selalu berusaha terlihat biasa. Tak ingin
berlebihan. Tapi tetap saja, ada beberapa gerakan tubuhku yang mengatakan aku
bahagia berada di sampingmu. Mungkin itu yang dikatakan dengan bahasa cinta.
Tanpa perlu bicara, tapi kau selalu menunjukan apa yang terasa. Dengan bahasa
tubuhmu. –yang lebih cerewet dari biasanya.
Mungkin benar. Saat jatuh
cinta orang-orang akan lebih cerewet kepada pasangannya. Banyak ini-itu yang
acapkali terucap. Aku pun merasa begitu. Aku lebih cerewet dari biasanya saat
jatuh cinta kepadamu. Meski hanya di jejaring sosial milikku. Ya, mungkin
karena aku hanya jatuh cinta diam-diam kepadamu.
No comments:
Post a Comment