Nanti kau juga akan tahu,
bahwa hidup bukan sebuah permainan. Begitu pun hubungan yang kita jalani. Tidak
sebuah permainan. Tak ada yang seharusnya kau tarik-ulur, karena aku bukan
layangan yang diikat tali kepadamu. Tak ada yang harus kau cari, karena cinta
bukan anak kecil yang hilang.
Saat dia memilih pergi.
Hampalah hatimu. Tak akan ada lagi aku. Tak akan ada lagi kita. Juga semua rasa
akan sirna. Sebab itu hargailah setiap hal yang masih kita punya. Jika belum
sepenuhnya mampu melepaskan, jangan pura-pura melepaskan. Apa pun bisa
diselesaikan. Kau harus ingat, yang kau buang (meski menurutmu hanya pura-pura)
seringkali tidak bisa pulang. Mungkin juga tak pernah lagi ingin pulang.
Aku mencintai pemikiranmu.
Yang menjadikan kita menjadi lebih dewasa. Yang menjadikan kita percaya; masih
ada cinta yang sesungguhnya. Yang realistis. Yang tidak hanya sekedar
menye-menye manis. Jika kau menjadikan hubungan ini sebagai ajang uji-menguji,
kau salah. Tak ada ujian dalam hal mencintai. Kita bukan guru dan murid di SD. Kita
sepasang kekasih yang terus mencari penyelesaian. Bukan mencari teka-teki, tentang
siapa yang benar sendirian.
Barangkali kau sering
mendengar. Ada banyak pasangan yang putus tiap sebentar (mungkin teman-temanmu)
lalu mereka jadian lagi. Menjalani hubungan seperti biasa lagi. Seolah hubungan
mereka lentur. Tidak ada komitmen. Ada masalah sedikit, putus. Emosi sedikit,
putus. Lalu pura-pura merasa bersalah. Meminta untuk kembali menyambung cinta.
Apa kau tidak pernah berpikir? Jika seutas tali sudah terlalu banyak buhul
penghubung (yang putus disambung-sambung lagi) ia tidak akan pernah sekuat
semula. Ia akan bisa putus kapan saja, dan kau tidak akan pernah bisa
menyambungnya lagi. Dan satu hal lagi yang harus kau tahu. Aku sama sekali
tidak pernah ingin menjalani hubungan rapuh (hubungan yang terlalu banyak
buhulnya). Karena kita tidak akan sekuat dulu. Dan ketika semua itu terus
berlanjut kita hanya menikmati sebuah permainan putus-sambung. Bukan cinta yang
utuh untuk menemukan bagaimana menjadi dewasa sebenarnya. Ini tentang bagaimana
menjaga hati, bukan seutas tali yang rapuh.
Boy Candra | 28/09/2014
Kamu smakin dewasa....aq menyukai tulisan2mu..tetap semangat ya. GBU
ReplyDeleteMaju terus bang. Suka banget ♡
ReplyDeleteaku suka bangat tulisan kk, salah satu inspirasi.
ReplyDeletethank's ya, semngaat :)
kereen. Pas bgt sama yg lagi aku jalani bg :')
ReplyDeletesaya paling suka tulisan yg ini bang
ReplyDeleteBagus ..ijin share ya
ReplyDeleteRealistis dan rasional. Kren bang
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteKereennnn
ReplyDeleteKereennnn
ReplyDelete