Belakangan aku hanya
ingin sendiri. Menikmati hari-hari sendiri. Tanpa siapa pun. Tidak ada alasan
yang perlu dijelaskan untuk itu. Aku hanya ingin sendiri. Dan itu cukup untuk
menjadi alasan yang kuat. Bukankah semua yang kita jalani berawal dari keinginan?
Meski tanpa kita sadari, meski tidak atas keinginan kita sendiri. Semisal, kamu
harus kuliah di jurusan A, itu ingin orang tuamu. Walau pun kau tak ingin, kau
tetap menjalaninya. Apalagi yang sudah menjadi keinginan sendiri, tentu tidak
butuh penjelasan. Sebab, apa yang diinginkan diri sendiri memang tidak semuanya
harus dijelaskan kepada orang lain. Jika itu berkaitan dengan hal yang bisa
dilakukan sendiri. Seperti aku sedang ingin sendiri.
Tidak kupungkiri,
sejak berakhir luka denganmu. Rasanya untuk jatuh cinta kembali cukup sulit.
Perasaan yang ada di dadaku semakin rumit. Padahal aku bukan orang yang menutup
hati kepada orang lain. Sama sekali tidak. Aku selalu dengan senang hati
mengenali orang baru. Namun entah kenapa sejak hari di mana kau dan aku tidak
lagi menjadi kita. Aku merasa lebih baik sendiri saja. Sampai waktu yang tidak
pernah bisa kuperkirakan. Aku hanya menikmati apa yang aku jalani. Merasa
bahagia, meski bukan dengan cara bahagia kebanyakan orang. Berkekasih.
Namun beberapa hari
belakangan. Aku merasa nyaman dengan seseorang. Entahlah, perasaan nyaman
seperti apa yang aku rasakan. Kami hanya berbalas pesan singkat. Dan terkadang
butuh waktu yang lama untuk menerima balasan darinya. Atau aku kadang juga
butuh waktu yang lama untuk membalas pesan singkatnya. Bukan karena apa-apa.
Aku memang sedang sibuk dengan pekerjaanku. Menulis buku baru. Hingga saat
pesan masuk ke ponsel. Aku sering kali mengabaikan. Maklum saja, selama ini
hanya operator selular yang iseng. Atau promo tidak jelas yang mengirimiku
pesan singkat. Bukan ngenes, aku memang lebih suka berteleponan kalau sedang
ada urusan mendesak.
Entahlah, aku juga
tidak mengerti. Beberapa kali menerima pesan singkat darinya. Terasa agak
berbeda. Aku seolah menantikan dia membalas pesanku. Meski tetap sibuk dengan
pekerjaanku. Tidak ada perasaan menggebu-gebu seperti jatuh cintanya remaja.
Semua berjalan dengan semestinya. Aku senang, dia sekarang ada di kepalaku
lebih sering dari kesepian tanpamu. Aku senang, jika hari ini aku mulai merasa,
aku tidak sedang ingin sendiri. Setidaknya, aku senang membalas pesan singkat
darinya. Meski sering membalasnya telat. Ya, tak banyak memang yang bisa
kuharapkan, hanya saja, kalau ini jatuh cinta. Jatuhlah dengan semestinya. Tak
perlu tergesa-gesa.
Boy Candra |
19/11/2014
Jatuhlah dengab semestinya, tak perlu tergesa2...
ReplyDeleteAh, uda....
Beruntungnya dia , dia yang srkarang bertahta indah dikepalamu
Kalau ini jatuh cinta..jatuh lh dengan semestinya jangan tergesa gesa
ReplyDeletePas uda (y)
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteini ko bisa pas sama kaya yang aku sedang alamin bang? bikin mellow ajanih
ReplyDelete