Seseorang bertanya kepada saya, perihal menikah,
masalah dalam pernikahannya. Sejujurnya, saya selalu menghindari topik ini,
karena saya belum menikah. Namun, kali ini saya ingin berpendapat, bukan
tentang pernikahan namun tetap sebuah keputusan.
Singkat cerita, teman saya menikah dengan seseorang
yang bukan kekasihnya, dia pernah punya kekasih empat tahun, lalu ditinggalkan
dengan sebuah pengkhianatan, kekasihnya itu selingkuh dan lebih memilih lelaki
lain. Kemudian, dia dijodohkan dan menikah dengan perempuan pilihan ibunya
-sebab ibunya melihat anak lelakinya sudah seperti orang gila.
Pernikahan itu berlangsung baik, teman saya
sesungguhnya senang memiliki istri pilihan ibunya, dia perempuan yang taat
kepada suami, meski jika bicara secara fisik mantan kekasih teman saya memiliki
kelebihan, dan masalahnya adalah teman saya susah melupakan mantannya. Dia harus bersikap bagaimana?
Begini, dalam hidup kita akan ditemukan dengan hal-hal
yang mungkin tidak pernah kita rencanakan. Namun, kita harus memilih
menjalaninya. Jika hari ini kamu menjalani hidup dengan seseorang -meski
awalnya tidak kamu cintai, meski awalnya hanyalah sebuah perjodohan, tapi
pernikahan adalah hal yang sakral, urusan dengan Tuhan. Tidak ada tawar menawar
dalam hal ini.
Artinya, saat kamu telah berada pada titik sebuah
keputusan yang kamu pilih. Hal yang perlu kamu lakukan hanyalah menerima hari
ini. Mungkin tidak melupakan masalalu dengan cara memaksa. Namun, yang harus
disadari adalah kita hidup di hari ini, yang akan bertahan dengan kita adalah
orang yang ada di samping kita hari ini. Seseorang yang telah menjadi masalalu
sesungguhnya hanyalah kenangan yang telah berlalu.
Tak ada istimewanya seseorang di masalalu selain
sebagai pembelajaran hidup. Apalagi
seseorang yang jelas-jelas mencampakanmu. Kamu hanya perlu bersyukur, akhirnya
kamu menemukan seseorang yang bersyukur kamu miliki. Dia yang mungkin saja
punya masa lalu lebih indah dengan seseorang, sebab berada di sampingmu, dia
melupakan semuanya, karena dia tahu, kini kau adalah seseorang yang dititipkan
Tuhan, dan dia percaya kau didatangkan dengan alasan yang baik, alasan yang
membuatnya menyanyangimu. Harusnya kau juga seperti dia. Menerima dirimu hari
ini, menerima bahwa masa lalu ternyata hanyalah bagian dari perjalanan hidup
yang harus kau lalui.
Boy Candra | 20/03/2016
11 comments:
Berdamai dengan masa lalu, masih terus coba untuk di ikhlaskan, uda :)
Masa lalu adalah pengalaman. Dan pengalaman adalah guru yang terbaik dalam menjalani hidup ke arah yang lebih baik.
Ah ...
Masa laluu ...
masa lalu aadlah pengalaman dan masa depan adalah tujuan
Kritik sarannya kak cerita singkat untuk luka yang lama linknya: www.lukadanlupa.blogspot.com gue tunggu kak,gue cuma anak pedalaman desa belajar nulis
Ahh.. Critanya hampir sama. Cuma skr gw blom nikah aja.
Terharu
Terharu
Masa lalu seperti benalu ketika perginya disaat hati belum siap... Kenangannya seperti teror disetiap langkah selalu ada. Apalagi dengan dia yang sdh terlanjur pernh membuat merasa betah, nyaman, yakin, tiba tiba tdk ada disamping dan ia bahagia bersama lain.
ijin share kak
benar sekali kata-katanya kak
Gabung yaa Brooo......follback pya w juga...di Angara gun and an any.blogspot.co.id
Post a Comment