Aku tahu kamu juga
merasakan hal yang sama dengan apa yang aku rasa. Kita tidak selalu sepakat
untuk semua hal memang. Ada hal-hal yang kadang membuat kita tidak sepandangan.
Namun, pahamilah, bukan di sana inti dari kebersamaan kita. Kamu memang tidak
harus meng-iya-kan hal yang sebenarnya dalam hati tidak kau setujui. Kau boleh saja menolak apa yang aku katakan.
Aku pun boleh saja tidak setuju pada idemu. Hal yang wajar saja untuk dua orang
yang berbeda. Dengan tubuh dan kepala yang berbeda. Tentu akan memiliki
pandangan yang berbeda pula. Hanya saja, cara penyampaiannya yang perlu kau dan
aku perhatikan. Sebab, salah cara penyampaian bisa jadi salah penerimaan.
Efeknya, salah paham.
Kau pernah melihat
orang-orang di luar sana. Mereka yang bertengkar di pinggir jalan. Bertengkar di
tempat keramaian. Tidak peduli apa pun yang dinilai orang. Mereka saling
menyalahkan satu sama lain. Tak jarang dengan nada suara yang melengking.
Terdengar kemana-mana. Meski bagi sebagian orang, pertengkaran sepasang kekasih
di pinggir jalan adalah tontonan yang menarik. Tetap saja itu bukan hal yang
baik. Terutama untuk sepasang kekasih yang sedang bertengkar. Kalau memang
langsung putus, ya, mungkin tidak terlalu masalah. Satu masalah selesai.
Bagaimana kalau ternyata, kembali menyadari mereka tidak seharusnya bertengkar.
Lalu saling memaafkan. Baikan lagi.
Kemudian datang lagi
ke tempat-tempat di mana mereka saling menyakiti. Dilihat banyak orang-orang.
Bertemu dengan orang-orang yang sama. Bukankah itu hanya cara untuk
mempermalukan diri sendiri? Itulah mengapa, saat tidak sependapat pun kita
harus menyampaikannya dengan baik. Aku paham, kelemahanku kadang tidak bisa
mengendalikan nada suaraku. Namun, kalau kau juga sudah paham kelemahanku.
Harusnya kamu mengingatkan, kalau pun kita berbeda pendapat, kita tetap harus
bicara dengan nada suara yang stabil. Jangan ikutan naik pitam, lantas semua
perbedaan yang bisa jadi hanya hal sepele, terbakar dan membesar. Lalu tanpa
kita sadari menghanguskan kasih sayang yang kita jaga selama ini.
Kau harusnya percaya
satu hal penting dalam hidupku. Meski kita kadang berbeda pendapat. Meski tidak
semua hal bisa kita jalani dengan baik. Kau adalah seseorang yang ingin tetap
kucintai. Hanya kamu kekasih hati yang kupilih menemani hidupku sampai nanti.
Tidak pernah ada niat untuk menyakiti hatimu dengan sengaja. Kalau pun kita
menempuh banyak krikil di perjalanan kisah kita. Tetaplah menggenggam tanganku.
Yakinkan dirimu bahwa apa pun yang terjadi kita hanya perlu belajar saling
memahami. Tetaplah di sini, di hatiku yang akan selalu menjadi tempatmu
kembali. Sebab, bagiku juga begitu. Hatimu adalah tempat kembali setelah lelah
panjang memperjuangkan hal-hal yang ingin kunikmati bersamamu di masa depan
nanti.
Boy Candra |
28/03/2015
No comments:
Post a Comment