Beberapa hari lagi
pemilu presiden Indonesia. 9 Juli 2014. Sebagai anak bangsa, saya ingin menyampaikan
pandangan saya. Saya tidak memaksa kalian memilih si A atau Si B. Saya hanya
ingin menyampaikan pandangan saya. Beberapa hari yang lalu saya pulang ke rumah
orang tua saya. Tentu bertemu dengan ayah yang saya cintai.
Berbeda pendapat
perihal capres dengan ayah sendiri itu biasa. Tapi yang pasti, saya mencintai
yang sederhana, seperti cinta ayah saya. Bagi
saya, ayah saya memang tak terlalu gagah. Tapi dia akan memperjuangkan anaknya
sepenuh hati. Ia mencintai dengan hati, bukan tampang.
Belajar dari apa yang
dilakukan ayah saya; bahwa yang dibutuhkan orang-orang bukanlah kegagahan tapi
ketulusan. Seperti ayah.
Karena yang gagah belum tentu berani memperjuangkan
dengan tulus, tapi yang tulus akan berusaha sepenuh hati memperjuangkan dengan
gagah!
Saya tak pernah
memaksa ayah saya memilih satu capres, biarlah dia memilih sesuai hatinya. Ada
dua capres, saya percaya ayah saya baik. Saya
percayakan yang terbaik untuknya, yang terbaik untuk bangsa ini. Saya dan ayah
saya adalah dua orang yang saling membutuhkan. Saya tak mau sendiri tanpa ayah
saya, pun sebaliknya. Saya dan ayah saya akan menjadi dua yang saling
menguatkan satu sama lain.
Untuk bangsa ini
pilihlah sosok ayah, bukan sosok tukang pukul.
Ajaklah hatimu bicara
demi bangsa ini. Pilihlah sesuai kata hatimu. Hati tak pernah mendusta, dik. Ia
akan selalu memilih yang baik.
Boy candra | 05/07/2014
No comments:
Post a Comment