Monday, February 24, 2014

Orang yang sama, waktu yang berbeda.





Apa pun yang kau lakukan harusnya kau pikir berkali-kali. Juga begitu perihal hati. Saat memutuskan pergi, kau pikir dua-sepuluh-kali; ada hati yang kau sakiti. Jangan mudah berlari jika saja ada niat kembali, jangan mudah meninggalkan jika kau tahu sakitnya ditinggalkan. Mungkin kau lupa, yang kau tinggalkan ini bukan benda mati. Tapi hati manusia yang setiap detiknya bisa saja semakin terluka, juga bisa dicuri oleh manusia lainnya. 

Berapa kali ku katakan kepadamu bahwa kita bukan main-main. Kita tak lagi sedang mencoba-coba. Jangan menjadikan hubungan ini sebagai ajang melepas lelahmu. Ini bukan sekedar tempat bersandar dari penat pelarian. Ini bukan tempat menitipkan barang dagangan. Kelak ada penjual kau akan melepaskan dan menjadikan kita kenangan. Bukan begitu, sayang!

Sering kali kau jatuh dan aku selalu berusaha membuatmu kembali utuh. Entah kali keberapa kau lelah, aku selalu menjadi orang yang mencoba menenangkan kau yang gundah. Tapi nyatanya yang aku dapat adalah pergimu tanpa arah. Kau mengembarai hati-hati tanpa hati-hati. Kau bersenang-senang sebelum akhirnya kau dibuang.

Dan kini kau katakan kau ingin pulang. Katamu akulah rumah yang ingin kau tempati. Sebelum semuanya berlanjut, sebelum kau semakin bersikukuh untuk menyatakan rasa. Baiknya ku katakan kepadamu, dan tolong kau cerna baik-baik. Agar hatiku dan hatimu masih bisa menjadi baik. Kau tahu? Orang yang sama, kisah yang sama, tak akan pernah ada dalam waktu yang berbeda. Jadi, pulanglah! Hatiku tak lagi rumahmu. 




-- Boy Candra

Friday, February 7, 2014

Dik.




Kau masih terlalu remaja, dik. Jangan terlalu serius dengan kekasihmu. Bukan karena aku ingin merusak hubunganmu, tapi sebagai kakak, aku hanya tidak ingin kau rusak karena pola pikirmu yang menganggap apa yang kau lakukan adalah keseriusan penuh.  Kau tahu, perempuan lebih rentan berlaku menggunakan perasaan. Dan aku takut, kau terlalu mendalami perasaanmu, lalu lupa kalau kau masih gadis remaja yang terlalu lucu di mata lelaki. Bukan maksud mengatakan kekasihmu adalah lelaki yang tidak baik, hanya saja lelaki juga manusia, dia bisa saja tergoda dengan parasmu yang lucu. Mungkin untuk diciumi, dipeluk, dan lebih dari itu. Demi alasan serius tadi, kau membiarkan segalanya. Sekali lagi, kekasihmu adalah lelaki. Dia manusia. Dan kau tahu kan manusia bisa saja berubah. Mungkin saja suatu hari kau sudah tak selucu hari ini. Atau dia menemukan perempuan lain yang lebih lucu. Bisa jadi dia bosan dengan segala kelucuanmu yang telah kau berikan dengan cuma-cuma kepadanya.

Dik, sebagai kakakmu. Aku hanya ingin mengatakan kepadamu. Tetaplah menjadi adikku yang lucu. Jaga apa yang kau punya. Mungkin aku tidak lebih baik darimu. Tapi ingatlah, jika saja aku sudah tidak lebih baik. Akankah kau membiarkan harta keluarga kita yang lucu ini dihabiskan oleh orang lain dengan sia-sia? Jaga dirimu dik! Ini bukan perintah, juga bukan untuk membelitmu dengan aturan. Aku hanya ingin mengatakan kepadamu. Aku tak ingin adik ku yang lucu ini, tiba-tiba sedih karena ia merasa tidak lucu lagi jika saja apa yang kamu seriusi tidak seserius itu kepadamu. Ingat, kau harta keluarga kita.



Kakakmu, 
 
Boy Candra