Sunday, March 27, 2016

Menikmati Fase Bertumbuh





Pada fase tertentu kau akan disama-samakan dengan orang lain. Kau akan dibanding-bandingkan dengan seseorang di luar sana. Tidak ada yang salah dengan semua itu. Tanpa disadari, diakui atau tidak, setiap orang punya pengaruh dari apa yang ada di lingkungannya. Namun, jika mereka benar-benar ingin memahami tak ada hal yang benar-benar sama di dunia ini. Jadi, tak perlu dibahas panjang perihal kau yang disama-samakan atau dibanding-bandingkan. Bukankah itu hal yang biasa saja?

Kau hanya perlu melakukan apa yang kau suka. Tumbuh sebagai dirimu sendiri. Orang bisa merasa mampu menilaimu hanya dalam satu kali pertemuan, hanya dalam satu kali pembacaan, tapi sesungguhnya tak ada yang benar-benar mampu melakukan penilaian penuh akan seseorang. Meski seumur hidupmu bersamanya. Hal terpenting kau lakukan dalam hidup adalah jujur mengenali dirimu sendiri.

Kau tak perlu marah saat seseorang mengatakan, “eh kok kamu karyanya mirip sama si A”. hanya karena kamu menjalani genre yang sama. Atau, “eh kok kamu suaranya mirip sama si B”, hanya karena kamu menyukai lagu-lagu si B. Lalu disama-samakan. Setiap orang sesungguhnya tak ada yang bisa tumbuh tanpa pengaruh orang lain. Kau hanya perlu jujur dalam melakukan hal yang kau suka. Lakukanlah atas dirimu sendiri. Bukan karena kau ingin menjadi seseorang yang kau kagumi. Kelak, akan ada fase seseorang membedakanmu. Toh, akhirnya suatu hari nanti akan ada fase di mana generasi setelah kamu akan disama-samakan, atau dibanding-bandingkan dengan kamu.

Dunia ini berputar –apapun yang kau anggap baru hari ini, bisa jadi hanyalah pengubahan wajah, pengolahan ulang, atau pengembangan dari apa yang ada di masa lalu. Yang membedakannya dengan hari ini terletak pada prosesnya. Apakah proses itu cukup matang, terlalu matang, atau setengah matang. Maka, satu cara baik untuk kesemua itu adalah dengan terus belajar dan tumbuh, mempermatang hal yang kau sukai. Hingga suatu hari nanti bukan kamu lagi yang disama-samakan dengan pendahulumu, namun generasi mendatang yang akan disama-samakan, dibanding-bandingkan denganmu. Itulah bukti, bahwa hidup ini berputar,  kamu tak akan bisa tumbuh tanpa ada orang-orang sebelum kamu, tanpa ada orang-orang sekitar kamu.

Boy Candra | 27/03/2016




Sunday, March 20, 2016

Pertanyaan Seseorang Perihal Masalalunya



Seseorang bertanya kepada saya, perihal menikah, masalah dalam pernikahannya. Sejujurnya, saya selalu menghindari topik ini, karena saya belum menikah. Namun, kali ini saya ingin berpendapat, bukan tentang pernikahan namun tetap sebuah keputusan.

Singkat cerita, teman saya menikah dengan seseorang yang bukan kekasihnya, dia pernah punya kekasih empat tahun, lalu ditinggalkan dengan sebuah pengkhianatan, kekasihnya itu selingkuh dan lebih memilih lelaki lain. Kemudian, dia dijodohkan dan menikah dengan perempuan pilihan ibunya -sebab ibunya melihat anak lelakinya sudah seperti orang gila.

Pernikahan itu berlangsung baik, teman saya sesungguhnya senang memiliki istri pilihan ibunya, dia perempuan yang taat kepada suami, meski jika bicara secara fisik mantan kekasih teman saya memiliki kelebihan, dan masalahnya adalah teman saya susah melupakan mantannya.  Dia harus bersikap bagaimana?

Begini, dalam hidup kita akan ditemukan dengan hal-hal yang mungkin tidak pernah kita rencanakan. Namun, kita harus memilih menjalaninya. Jika hari ini kamu menjalani hidup dengan seseorang -meski awalnya tidak kamu cintai, meski awalnya hanyalah sebuah perjodohan, tapi pernikahan adalah hal yang sakral, urusan dengan Tuhan. Tidak ada tawar menawar dalam hal ini.

Artinya, saat kamu telah berada pada titik sebuah keputusan yang kamu pilih. Hal yang perlu kamu lakukan hanyalah menerima hari ini. Mungkin tidak melupakan masalalu dengan cara memaksa. Namun, yang harus disadari adalah kita hidup di hari ini, yang akan bertahan dengan kita adalah orang yang ada di samping kita hari ini. Seseorang yang telah menjadi masalalu sesungguhnya hanyalah kenangan yang telah berlalu.

Tak ada istimewanya seseorang di masalalu selain sebagai pembelajaran hidup.  Apalagi seseorang yang jelas-jelas mencampakanmu. Kamu hanya perlu bersyukur, akhirnya kamu menemukan seseorang yang bersyukur kamu miliki. Dia yang mungkin saja punya masa lalu lebih indah dengan seseorang, sebab berada di sampingmu, dia melupakan semuanya, karena dia tahu, kini kau adalah seseorang yang dititipkan Tuhan, dan dia percaya kau didatangkan dengan alasan yang baik, alasan yang membuatnya menyanyangimu. Harusnya kau juga seperti dia. Menerima dirimu hari ini, menerima bahwa masa lalu ternyata hanyalah bagian dari perjalanan hidup yang harus kau lalui.

Boy Candra | 20/03/2016