Friday, August 30, 2013

Saat semua orang berlomba-lomba mengejar dunia



Saat semua orang berlomba-lomba mengejar dunia mereka. aku ingin menciptakan dunia sendiri; menikmati rasa jatuh hati padamu. tanpa perlu berlari. tanpa perlu mencari lagi.

Dikamu; aku menemukan banyak hal yang belum sempat ku cari. Hal-hal yang sederhana tapi begitu bisa membuat bahagia. Seperti senyummu, misalnya. Lengkung di bibir tipis yang manis. Dan kau tau? Setiap menatapmu; aku menyadari betapa bahagianya aku bisa mengenalmu. Mungkin, Tuhan juga lebih bahagia berhasil menciptakan makhluk sepertimu.

Untuk apa dunia jika mimpiku untuk memilikimu tak pernah dapat kau reka. Untuk apa dunia jika rindu-rindu padamu tak pernah kau eja. Untuk apa dunia jika akhirnya kisah kita tak pernah nyata. Kusingkat saja; untuk apa ada aku bila kamu tak memerlukanku?!

Dunia tak akan berarti bila kau tak juga mengerti. Aku yang merindukanmu seutuh hati. Aku yang menginginkanmu tanpa tepi. Dikamu ingin kuhabiskan segala sepi. Menikamti senja berhujan. menikmati pagi berciuman.

Saat semua orang berlomba-lomba mengejar dunia. Aku hanya ingin diam di hatimu saja. Tanpa perlu banyak bertanya; apa yang aku cari? Karena bersamamu adalah hidup dan mati.


                                                                                                                                                                   Ce. 30 agustus 2013


Wednesday, August 28, 2013

diam-diam.



Aku ingin selalu bertemu denganmu. Lalu aku mencari cara agar bisa menahanmu lebih lama. memikirkan berbagai macam lelucon agar  bisa membuatmu betah berada di sisiku. Meski tak semua lelucon ku adalah hal yang lucu. Tapi setidaknya, aku bisa menahanmu di sini. Dan itu membuatku bahagia.  

Kau mungkin tak akan pernah menyadari. Diam-diam aku selalu menatap matamu dalam-dalam. Diam-diam aku selalu merindukanmu meski legam.

Bagiku berdua denganmu adalah cara menikmati rindu. Aku menikmati rindu-rindu yang jatuh saat menatap matamu yang teduh. Aku menikmati rintih-rintih yang runtuh di dadaku. Meski diam-diam aku menyadari, sudah selama ini kita belum juga menemukan tepi.  

Tuesday, August 27, 2013

aku telah memilihmu.




Aku tau banyak di luar sana hati yang mungkin bisa saja menjadi penopang saat aku jatuh. Hati yang juga mungkin bersedia menemani sepiku. Yang bersedia bermalam larut bersamaku. Yang bersedia berbagi segala yang ia punya padaku. Tapi aku telah memilihmu.

Aku memilihmu atas apasaja resiko yang akan ku hadapi nanti.
Aku memilihmu karena aku percaya. Rasa tak pernah salah dalam mengeja. Meski ia tak selalu benar dalam memperhitungkan luka. Tak apa. Bagiku memilihmu selalu mampu memulihkan. Kau obat atas segala nyeri di sudut hati, walau kadang, tak jarang kau juga sebab rindu memagut sepi.

Aku memilihmu atas segala rasa di dada. Mengabaikan segala kalimat manusia yang  melemahkanku. Aku memilih buta. Aku memilih tuli. Aku memilih tak peduli pada ejaan manusia yang hanya ingin aku tanpa kamu.

Memilihmu adalah hal yang ingin ku kenang sebagai keputusan terbaik. Meski nanti yang aku dapat tak selalu hal-hal yang  baik. Tak apa. Memilihmu akan selalu menyenangkan. Meski juga menggenangkan.

Bila akhirnya apa yang aku pilih tak juga membuat pulih. Dan aku akan tetap tersenyum meski perih. Setidak aku bahagia, pernah mencintaimu, dan pernah memilihmu. Meski tak memulihkanku.  




Monday, August 26, 2013

pelan-pelan.




Aku jatuh [cinta] dengan pelan-pelan.

Hatiku jatuh di sebentuk manusia yang bernama kamu. Yang    mengingatkan betapa manisnya berdua di kala hujan. Yang mengingatkan betapa rindunya saat berjauhan. Yang mengingatkan betapa pilunya perpisahan.

Pelan-pelan mengepal hati.

Cinta adalah soal bagaimana kita saling memperjuangkan. Bagaimana kita saling mengerti bahwa hati adalah perihal pasti.
Aku memilih untuk memulih
sendiri.  

Menjahit pelan-pelan kepingan.

Yang tertunda akan selalu merasakan luka. Yang pergi tak selamanya bahagia hati. Yang tertinggal tak selalu merasa sepi. Tapi cinta tak pernah bisa mengerti bahwa hati selalu ingin ditemani.

Kelak memilih adalah hal pasti.
Pelan –pelan.

Jatuh atau utuh.
Sembuh atau rapuh.
Duka atau lara.
atau..,

                                                                                                                              Dia atau kita.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
                                                                                                                      ce. 26 agustus 2013

Saturday, August 24, 2013

Mencintaimu saja





Aku hanya ingin menumpangkan rindu di dadamu. Bukan untuk memaksamu  memilikinya.
Aku hanya ingin menumpang harap di pelukmu. Bukan untuk memaksamu mewujudkannya.
Aku hanya ingin mencintaimu, tanpa pernah memaksamu untuk kembali membalas cinta.

Aku hanya ingin melakukan hal-hal yang tak membuat hatiku menyesal nanti bila aku tak melakukannya.

Kelak. Jika doa-doaku tak pernah dikabulkan Tuhan untuk bersamamu. Aku tak akan pernah menyesal telah memanjatkanya dalam pagi-pagiku yang dingin. Dalam malam-malamku yang ingin. Dalam rindu-rindu yang lali, tanpa pernah merasakan peluk yang pasti.

Karena bagiku. Mencintaimu saja adalah hal istimewa. Mencintaimu saja adalah hal yang tak akan pernah mampu dibeli dengan apapun. Oleh apapun. Karena hanya aku yang bisa mencintaimu seperti ini. Seperti puisi ini.

Dengan mencintaimu saja aku sudah bahagia. Apajika bisa memiliki dan berbagi hati denganmu.


------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
                                                                                                                                                         Kantin MM, 24 agustus 2013

Wednesday, August 21, 2013

ini sedikit dari banyak hal yang membuat saya bahagia padamu.



Saya bahagia pada senyummu yang sederhana, pada hadirmu yang apa adanya, pada perhatianmu yang istimewa. Saya bahagia, atas kamu.

Saya bahagia mendengar tertawamu yang gurih, saya bahagia mendengarkan ceritamu yang berulang-ulang, saya bahagia mendengarkanmu, apapun itu

Saya bahagia menemanimu sepanjang hari, meski hanya melakukan hal-hal konyol yang tidak bisa dinikmati orang lain.

Saya bahagia menghabiskan waktu bersamamu, meski kadang kita hanya lebih banyak diam dari pada saling berkata-kata.

Saya bahagia walau hanya dengan mengingatmu saja.

Saya bahagia walau kamu tak pernah tau kamu yang menjadi alasan saya bahagia.

Saya bahagia mendengarmu bercerita tentang dirimu, tentang apa saja yang kau suka, yang tak kau suka, tentang masadepan, juga masalalumu.

Saya bahagia bisa mendengar suaramu di telepon walau hanya beberapa detik.

Saya bahagia setelah seharian mencaritahu kabarmu, dan tau kalau kau baik-baik saja.

Saya bahagia melakukan apa saja yang bisa membuatmu tersenyum di hadapan saya.

Saya bahagia menuliskan tulisan-tulisan ini untuk kamu.

Saya bahagia saat terjebak hujan bersamamu.

Saya bahagia saat menikmati senja bersamamu di atas gedung kampus yang setengah jadi itu.

Saya bahagia bisa menjadi salah satu orang yang membuatmu tersenyum saat ulang tahunmu.

Saya bahagia pernah mengantarkanmu pulang dari kampus, berjalan kaki menuju kostmu. – saat hujan turun di kota ini.

Saya bahagia saat pikiran terus tertuju padamu, saat saya terbangun dan sebelum tidur. Selalu.

Saya bahagia bisa mendengarkan impian-impianmu, meski tak ada satu impian pun yang menyebut ‘aku’ di dalamnya.

Saya bahagia saat kau menemani saya menghabiskan satu hari di kota kelahiranmu. Saya tau kau saat itu sedang sibuk dan memilih menemaniku.

Saya bahagia saat masih berani menanyakan kabarmu melalui sms, meski kau tak lagi membalasnya.

Saya bahagia saat pernah menjadi orang yang menyatakan perasaan padamu, meski kau tak menerimaku sebagai kekasihmu.

Saya bahagia kau masih bersedia menemuiku, walau mungkin hanya karena kamu tak ingin membuat aku lebih sakit karena penolakanmu. Tak apa, itu sudah membuat saya bahagia.

Hingga saat ini saya masih bahagia, karena perasaan padamu tak pernah selesai. Masih sama. Saya masih mencintaimu. Dan saya masih bahagia.

Menunggumu pun untuk waktu yang tidak pernah pasti, masih bisa membuat saya bahagia. Lalu masih adakah alasan untuk berhenti mencintaimu?


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
                                                                                                                                                                          UK. 21 Agustus 2013