Wednesday, August 15, 2012

Bait rasa




Ficture : this


Waktupun tak akan mampu menjelaskan semua rasa, hanya percaya yang bisa mengartikannya.

~*~

Aku ingin segera menemui seseorang yang melahirkan rindu itu. Rindu yang kini jadi milikmu. dan mengatakan padanya, aku telah menemukanmu.

~*~

Tuesday, August 14, 2012

Semoga



Ficture:this

Ada senyum yang terdiam di sudut pagi ini, aku malu-malu untuk mengakuinya. Aku suka senyum itu.

Semoga itu bukan untuk sekedar menemani pagi saja, semoga ada waktu yang lama. Hingga nanti. Semoga.

Monday, August 13, 2012

Pagi, Saatnya berhenti






ficture :this 

Seketika sepi menusuk jantungku. Di ujung pagi yang tak bisa ku pahami lagi. Sekumpulan gundah mengerumi hati yang terasa nyeri. Bilakah aku akan mendengar suara lembut yang menenangkan aku saat rindu. Dulu seperti itu. 
Beberapa detik ku coba menepi, menepiskan bayang yang perlahan mencumbui. Ku helakkan wajahku. Tapi apa daya, dia lebih cepat melumati kebekuanku. Aku terkapar. Sepi. 

Ada lagu lama yang kembali tergiang di gaung sepinya waktu yang memelukku di sudut kesendirian. Ada yang telah berubah jauh dari apa yang ada di ruang asaku. Sementara aku masih tidak mau menyadari. Sementara aku masih bermenung di bilik hati yang yang terfigurakan bingkai kata kita.
Berjalan aku terhenti. Berlaripun aku tertahan. Tumpukan rasa yang masih mengikat tanpa ikatan. Kumpulan rindu yang mengerumi tanpa pemilik. Masih tak mau letih memutari ruang hatiku. 

Ini sudah pagi keberapa. Entah kapan aku berhenti menunggu asa yang terlanjur  ter-asakan. Mungkin nanti, mungkin esok, lusa, atau kah harusnya kemaren. Aku hanya baru berani dalam kata “mungkin” dan “harusnya”. Tanpa pernah benar-benar berani melakukannya. 

Kataku; pelan saja, aku bisa. Ini entah pelan sepelan apa lagi aku melakukannya. Nyaris tak bergerak. Tetap, ini melelahkan. Aku tak semudah apa yang ada di pikiran ku sebelumnya. Aku tak sekuat apa yang di khayalanku kemaren. Tak seperti itu, ternyata. 

Bahkan lebih lemah dari apa yang aku bayangkan. Inikah benar yang menghilang aku dari aku?

Aku seperti tak mengenal siapa aku lagi, semakin panjang menuliskan bait-bait ini semakin sesak rasa hati. Bait yang seharusnya memberikan senyum, tapi kini tidak untukku. Kali ini masih senyum untuk memilukan pagi yang terlanjur sudah tak sempurna untuk disebut sempurna. 

Mungkin benar. Ini saatnya berhenti. Setidaknya berhenti untuk melanjutkan tulisan ini. Aku takut nanti kertasnya semakin basah…

Wednesday, August 8, 2012

Percakapan yang tertunda 2

ficture : this


Kita tak pernah tau apa yang akan terjadi besok bukan?!

Pada dasarnya aku mencintaimu. Dan kamu ragu untuk mencintaiku. Kita ada di masadepan, nanti, kalian adalah masalalu. Pertamanya, aku jatuh cinta. Kamu hanya malu-malu. Suatu hari aku akan bercerita tentang dirimu pada anak-anak ku. Saat mereka bertanya, Siapa dia yah? aku akan menjawab, seharusnya, dia ibumu.

Iya, seharusnya. tapi dia memilih untuk melahirkan anak yang lain.  Bukan kamu!

Lalu... anakku, betanya lagi. Apakah ayah masih mencintainya? Aku hanya bisa terdiam. untuk pertanyaan ini. Aku bisu. Karena aku tak ingin menyakiti ibu dari anak-anakku.
Kalau ayah cinta, kenapa ayah tak memperjuangkannya? lirik anakku tajam.  Sekali lagi, aku hanya bisa terdiam.Ku hela nafas panjang....sangat panjang.

"Apa kamu pernah menginginkan aku sebagai ayahmu?" tanyaku pada dia.
Ada rasa sesak di dadaku yang tak bisa ku jelaskan. Dia kembali menatapku. Lalu, apakah ayah tidak bisa berhenti mencintainya? 

Kali ini aku harus menjawab.

"Aku tidak pernah mencintainya, karena sekarang aku mencintaimu dan ibumu. jangan tanya dia lagi. kasihan ibumu yang mencintaiku." 


Ada tangis pecah dalam pelukan keluarga kami malam itu.Saat itu aku sadar, cinta dari masalalu tidak akan bisa merebut kebahagian keluargaku.

8 agustus 2012

Sekarang. Kamu begitu jauh, di ujung mataku pun tak terjamah, hanya sepi yang kau tinggalkan disini. di ruang sepi yang kusebut "kita".

Kita dan senja



ficture: this 

1. Ah... ini bukan senja "kita" lagi. Apakah sudah saatnya melupakanmu?!


2. Kita adalah dua hati yang pernah duduk di senja yang sama. Tapi kita memimpikan pagi yang berbeda.


3. Kita adalah dua hati yang gagal memahami. Lalu berlari saling mencari alasan untuk tetap bertahan atau tidak.


4.  Sekarang kita adalah dua orang yang berpura-pura saling melupakan. Dan melepaskannya pada orang yang kita sebut cinta.


5. Suatu saat kita akan bertemu sebagai dua orang yang punya rahasia. Lalu saling tersenyum.


6. Ah...jangan bicara senja. Aku suka terdiam saat kata “kita” memaksa untuk menemaninya.