Saturday, March 28, 2015

Tetaplah di sini meski banyak hal yang tidak kita sepakati.



Aku tahu kamu juga merasakan hal yang sama dengan apa yang aku rasa. Kita tidak selalu sepakat untuk semua hal memang. Ada hal-hal yang kadang membuat kita tidak sepandangan. Namun, pahamilah, bukan di sana inti dari kebersamaan kita. Kamu memang tidak harus meng-iya-kan hal yang sebenarnya dalam hati tidak kau setujui.  Kau boleh saja menolak apa yang aku katakan. Aku pun boleh saja tidak setuju pada idemu. Hal yang wajar saja untuk dua orang yang berbeda. Dengan tubuh dan kepala yang berbeda. Tentu akan memiliki pandangan yang berbeda pula. Hanya saja, cara penyampaiannya yang perlu kau dan aku perhatikan. Sebab, salah cara penyampaian bisa jadi salah penerimaan. Efeknya, salah paham.

Kau pernah melihat orang-orang di luar sana. Mereka yang bertengkar di pinggir jalan. Bertengkar di tempat keramaian. Tidak peduli apa pun yang dinilai orang. Mereka saling menyalahkan satu sama lain. Tak jarang dengan nada suara yang melengking. Terdengar kemana-mana. Meski bagi sebagian orang, pertengkaran sepasang kekasih di pinggir jalan adalah tontonan yang menarik. Tetap saja itu bukan hal yang baik. Terutama untuk sepasang kekasih yang sedang bertengkar. Kalau memang langsung putus, ya, mungkin tidak terlalu masalah. Satu masalah selesai. Bagaimana kalau ternyata, kembali menyadari mereka tidak seharusnya bertengkar. Lalu saling memaafkan. Baikan lagi.

Kemudian datang lagi ke tempat-tempat di mana mereka saling menyakiti. Dilihat banyak orang-orang. Bertemu dengan orang-orang yang sama. Bukankah itu hanya cara untuk mempermalukan diri sendiri? Itulah mengapa, saat tidak sependapat pun kita harus menyampaikannya dengan baik. Aku paham, kelemahanku kadang tidak bisa mengendalikan nada suaraku. Namun, kalau kau juga sudah paham kelemahanku. Harusnya kamu mengingatkan, kalau pun kita berbeda pendapat, kita tetap harus bicara dengan nada suara yang stabil. Jangan ikutan naik pitam, lantas semua perbedaan yang bisa jadi hanya hal sepele, terbakar dan membesar. Lalu tanpa kita sadari menghanguskan kasih sayang yang kita jaga selama ini.

Kau harusnya percaya satu hal penting dalam hidupku. Meski kita kadang berbeda pendapat. Meski tidak semua hal bisa kita jalani dengan baik. Kau adalah seseorang yang ingin tetap kucintai. Hanya kamu kekasih hati yang kupilih menemani hidupku sampai nanti. Tidak pernah ada niat untuk menyakiti hatimu dengan sengaja. Kalau pun kita menempuh banyak krikil di perjalanan kisah kita. Tetaplah menggenggam tanganku. Yakinkan dirimu bahwa apa pun yang terjadi kita hanya perlu belajar saling memahami. Tetaplah di sini, di hatiku yang akan selalu menjadi tempatmu kembali. Sebab, bagiku juga begitu. Hatimu adalah tempat kembali setelah lelah panjang memperjuangkan hal-hal yang ingin kunikmati bersamamu di masa depan nanti.  

Boy Candra | 28/03/2015