Thursday, February 4, 2016

Kita Adalah Orang-orang yang Tabah Merawat Impian



–kepada Icank, sahabatku. 

Akhirnya aku menulis surat ini untukmu. Beberapa pertemuan terus saja gagal. Terakhir kita bertemu -seingatku, sebelum kau pulang ke Subang. Tiga tahun lalu. Kemudian kita jarang sekali berkomunikasi. Hanya beberapa kali, melalui pesan pesbuk, dan BBM. Beberapa bulan lalu aku sedih tidak bisa hadir di acara pernikahanmu. Ah, untuk urusan ini kau memang luar biasa. Kau lelaki tangguh. Aku masih bisa mengingat dengan jelas, beberapa tahun sebelum kau menikah. Kau mengatakan kepadaku, bahwa dia (istrimu sekarang) adalah orang yang kau nikahi. Namun, kau harus sukses dulu. Dan kau merawat impian itu, ternyata.

Bahkan akhir tahun lalu saat kau mengabarkan hendak melamar dia, aku masih terkagum akan kegilaanmu. Kau benar-benar gila. Andai diijinkan, suatu hari nanti aku ingin menulis kisah cintamu. Tapi au tidak berjanji untuk hal ini. Karena banyak hal yang ternyata tak bisa kupenuhi kepadamu.

Darimu aku belajar banyak hal. Tentang bertahan hidup. Tentang kerja keras. Tentang impian, dan tentu yang lebih penting tentang menjaga dan mewujudkan impian itu. Aku mengaku kalah darimu untuk beberapa hal. Terutama untuk kegigihanmu memperjuangkan orang yang kau cintai. Kau benar-benar gila urusan jatuh cinta. Dan yang lebih mengagumkan, kau mampu menyembunyikan impian bertahun-tahun, lalu dengan tiba-tiba, mengejutkan banyak orang. 

O iya, aku ingin mengabarkan padamu. Kini, dari kabar yang aku dapat, teman satu kost kita yang lain sudah melalui fase hidup masing-masing. Deni sudah bekerja di salah satu bank, sesuai impiannya waktu itu. Nanda, juga sudah wisuda. Dan beberapa orang lagi sepertinya masih betah disebut mahasiswa. Semoga suatu hari nanti, kita punya kesempatan bercerita dan berbagi tawa lagi. Tentu, dengan bahasan yang berbeda. 

Sekarang, aku jadi penulis (kurasa begitu). Masih sama dengan apa yang kukatakan kepadamu empat tahun lalu. Hari ini aku rindu suasana-suasana seperti hari itu. Obrolan-obrolan penuh mimpi dan kemudian seolah berlalu. Tapi aku percaya, kita adalah orang-orang yang dengan tabah merawat segala hal yang kita cinta. Semoga saja, semesta selalu menjaga kamu dan keluarga kecilmu di sana. Kapan-kapan kalau aku punya kesempatan ke Subang, kau harus berbagi banyak cerita kepadaku.

Salam, sahabatmu.

Boy Candra | 04/02/2016



7 comments:

Unknown said...

Main dong bang ke subang, pengen ketemu sama bang boy langsung 😍😍
Tiap hari cuma bisa lihat postnya aja di twitter, dan, kadang di instagram ._.

Vig Power Capsule Green World said...

nice

Unknown said...

Suratnya keren, kalo ada waktu mampir ke pontianak ta bg boy��

Pengiklan said...

Nice,tulisan sederhana namun menyimpan perasaan yang dalam.

Anonymous said...

Keren surat.a bg boy

Unknown said...

Kritik sarannya kak www.lukadanlupa.blogspot.com gue tunggu kak,gue cuma anak pedalaman desa belajar nulis

Anonymous said...

sederhana tapi membuat saya mengerti , kakak jadi penulis tak semudah yang saya pikirkan. sangat menginspirasi