Thursday, August 8, 2013

Kue - #CeritaDariKamar - Hari Ke 8




Alhamdulillah, hari ini adalah hari kemenangan bagi umat islam. Semoga menjadi kemenangan untuk kita semua. Untuk semua manusia di bumi ini.  Untuk semua Jomblo di bumi. Amin.

Karena hari ini moment lebaran, saya ingin mengucapkan maaf lahir batin dulu, sebelum melanjutkan catatan #CeritaDariKamar di hari ke 8 ini. Maaf, apabila selama ini tweet-tweet saya di akun @dsuperboy ada yang tidak berkenan di hati, atau ada yang terkesan lebai dan berlebihan, mohon dimaafkan. Sesungguhnya tweet adalah tweet. Kalau tweet saya galau dan cengeng, bukan kerena saya begitu.Tapi jujur saja, saya lelaki penikmat tulisan galau. Hehe..
Oke, saya rasa cukup. Yang penting, maafkan saya, ea...

Carita saya malam ini adalah tentang benda-benda yang tidak jauh dari moment lebaran. Benda kali ini berupa makanan. Makanan berupa Kue. (ribet ya. Iya.) 
 
Biasanya di rumah saya, setiap mendekati lebaran, selalu ada acara bikin kue. Jadi, prosesnya, semua keluarga saya ikutan bikin kue. Kecuali nenek dan kakek. Biasanya yang aduk resep adalah tugas ayah, yang beli ini beli itu, tugas mama, yang masak adalah tugas adik perempuan saya. Sedangkan tugas saya biasanya membantu mencetak saja.

Tapi tahun ini saya tak ikut membantu, karena harus membantu pekerjaan lain ayah. Jadi, yang bikin kue adalah adik saya. Adik saya termasuk cewek yang pandai masak, termasuk dalam hal memasak kue.

Ngomong-ngompng soal masak, terlepas dari adik saya yang pandai memasak. Saya sebagai laki-laki, mungkin hampir semua laki-laki senang dengan perempuan yang pintar masak, selain cantik, dan pintar juga tentunya. Normal saja sih.

Nah, perihal memasak, saya pernah membaca kalimat yang sampai saat ini masih membekas di kepala saya. Bunyinya, begini, “Jika kau hanya cantik, saat kau tua nanti, saat kau tak cantik lagi, apa yang akan dibanggakan suamimu atas kamu?. Jika kau pandai memasak, saat kau tua nanti, kau akan tetap bisa dibanggakan, istriku memang pintar masak, atau nenek emang jago masak enak.”

Begitulah. Tapi saya pribadi sebenarnya tak masalah dengan perempuan yang pandai atau tidak memasak, meski lebih senang kalau perempuan bisa memasak. Kalau mau lebaran seperti ini misalnya, bisa masakin kue buat anak-anak, suami, dan tamu yang datang.

Ya, meski pun zaman sekarang bisa beli aja. Tapi, tetap, masakan sendiri memiliki kebahagiaan dan kebanggaan sendiri.

Udah dulu ya. Saya lagi nggak fokus nih, mau nikmatin kue dulu.

***


No comments: