Alhamdulillah, hari ini adalah hari kemenangan bagi
umat islam. Semoga menjadi kemenangan untuk kita semua. Untuk semua manusia di
bumi ini. Untuk semua Jomblo di bumi. Amin.
Karena hari ini moment lebaran, saya ingin mengucapkan
maaf lahir batin dulu, sebelum melanjutkan catatan #CeritaDariKamar di hari ke
8 ini. Maaf, apabila selama ini tweet-tweet saya di akun @dsuperboy ada yang
tidak berkenan di hati, atau ada yang terkesan lebai dan berlebihan, mohon dimaafkan. Sesungguhnya tweet adalah tweet. Kalau tweet saya galau dan cengeng, bukan
kerena saya begitu.Tapi jujur saja, saya lelaki penikmat tulisan galau. Hehe..
Oke, saya rasa cukup. Yang penting, maafkan saya, ea...
Carita saya malam ini adalah tentang benda-benda yang
tidak jauh dari moment lebaran. Benda kali ini berupa makanan. Makanan berupa
Kue. (ribet ya. Iya.)
Biasanya di rumah saya, setiap mendekati lebaran,
selalu ada acara bikin kue. Jadi, prosesnya, semua keluarga saya ikutan bikin
kue. Kecuali nenek dan kakek. Biasanya yang aduk resep adalah tugas ayah, yang
beli ini beli itu, tugas mama, yang masak adalah tugas adik perempuan saya.
Sedangkan tugas saya biasanya membantu mencetak saja.
Tapi tahun ini saya tak ikut membantu, karena harus
membantu pekerjaan lain ayah. Jadi, yang bikin kue adalah adik saya. Adik saya
termasuk cewek yang pandai masak, termasuk dalam hal memasak kue.
Ngomong-ngompng soal masak, terlepas dari adik saya
yang pandai memasak. Saya sebagai laki-laki, mungkin hampir semua laki-laki senang dengan perempuan yang pintar masak, selain cantik, dan pintar juga
tentunya. Normal saja sih.
Nah, perihal memasak, saya pernah membaca kalimat yang
sampai saat ini masih membekas di kepala saya. Bunyinya, begini, “Jika kau
hanya cantik, saat kau tua nanti, saat kau tak cantik lagi, apa yang akan
dibanggakan suamimu atas kamu?. Jika kau pandai memasak, saat kau tua nanti,
kau akan tetap bisa dibanggakan, istriku memang pintar masak, atau nenek emang
jago masak enak.”
Begitulah. Tapi saya pribadi sebenarnya tak masalah
dengan perempuan yang pandai atau tidak memasak, meski lebih senang kalau
perempuan bisa memasak. Kalau mau lebaran seperti ini misalnya, bisa masakin
kue buat anak-anak, suami, dan tamu yang datang.
Ya, meski pun zaman sekarang bisa beli aja. Tapi,
tetap, masakan sendiri memiliki kebahagiaan dan kebanggaan sendiri.
Udah dulu ya. Saya lagi nggak fokus nih, mau nikmatin
kue dulu.
***
No comments:
Post a Comment