Saya bahagia pada senyummu yang sederhana, pada hadirmu
yang apa adanya, pada perhatianmu yang istimewa. Saya bahagia, atas kamu.
Saya bahagia mendengar tertawamu yang gurih, saya
bahagia mendengarkan ceritamu yang berulang-ulang, saya bahagia mendengarkanmu,
apapun itu
Saya bahagia menemanimu sepanjang hari, meski hanya
melakukan hal-hal konyol yang tidak bisa dinikmati orang lain.
Saya bahagia menghabiskan waktu bersamamu, meski kadang
kita hanya lebih banyak diam dari pada saling berkata-kata.
Saya bahagia walau hanya dengan mengingatmu saja.
Saya bahagia walau kamu tak pernah tau kamu yang
menjadi alasan saya bahagia.
Saya bahagia mendengarmu bercerita tentang dirimu,
tentang apa saja yang kau suka, yang tak kau suka, tentang masadepan, juga
masalalumu.
Saya bahagia bisa mendengar suaramu di telepon walau
hanya beberapa detik.
Saya bahagia setelah seharian mencaritahu kabarmu, dan
tau kalau kau baik-baik saja.
Saya bahagia melakukan apa saja yang bisa membuatmu
tersenyum di hadapan saya.
Saya bahagia menuliskan tulisan-tulisan ini untuk kamu.
Saya bahagia saat terjebak hujan bersamamu.
Saya bahagia saat menikmati senja bersamamu di atas
gedung kampus yang setengah jadi itu.
Saya bahagia bisa menjadi salah satu orang yang
membuatmu tersenyum saat ulang tahunmu.
Saya bahagia pernah mengantarkanmu pulang dari kampus,
berjalan kaki menuju kostmu. – saat hujan turun di kota ini.
Saya bahagia saat pikiran terus tertuju padamu, saat
saya terbangun dan sebelum tidur. Selalu.
Saya bahagia bisa mendengarkan impian-impianmu, meski
tak ada satu impian pun yang menyebut ‘aku’ di dalamnya.
Saya bahagia saat kau menemani saya menghabiskan satu
hari di kota kelahiranmu. Saya tau kau saat itu sedang sibuk dan memilih
menemaniku.
Saya bahagia saat masih berani menanyakan kabarmu
melalui sms, meski kau tak lagi membalasnya.
Saya bahagia saat pernah menjadi orang yang menyatakan
perasaan padamu, meski kau tak menerimaku sebagai kekasihmu.
Saya bahagia kau masih bersedia menemuiku, walau
mungkin hanya karena kamu tak ingin membuat aku lebih sakit karena penolakanmu.
Tak apa, itu sudah membuat saya bahagia.
Hingga saat ini saya masih bahagia, karena perasaan
padamu tak pernah selesai. Masih sama. Saya masih mencintaimu. Dan saya masih
bahagia.
Menunggumu pun untuk waktu yang tidak pernah pasti,
masih bisa membuat saya bahagia. Lalu masih adakah alasan untuk berhenti
mencintaimu?
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
UK. 21 Agustus 2013
3 comments:
kenapa harus seindah ini boy? :')
saya bahagia membaca tulisan ini, menjadi hanyut dan dan membiarkan yang kau rasa kurasa.
@Elma : Terimakasih elma :)
@Anggi: Saya juga bahagia kamu berkunjung ke ruang rasa saya ini :)
Post a Comment