Rilakan saja kisah yang telah patah. Memisahkan dua
hati yang kini nyatakan kalah. Memisahkan dua sepi yang kini memilih mengalah. Memilih
menyerah. Seperti hujan yang jengah;
basah di setiap pagi. Seperti rindu yang gundah. Resah saat kau pergi.
Aku
memilih menuai sepi. Karena bagiku mencintaimu memang tak perlu tepi. Seperti
matahari menciumi pagi. Seperti senja yang tak pernah lelah menari. Meski luka
adalah hal yang tak pernah lepas dari ejaan napas.
Aku juga tak pernah lelah memahami. Kenapa rindu dan
sepi adalah dua kekasih yang tak bisa lepas pergi. Seperti kamu yang tak pernah
ingin ku lelahi. Seperti aku yang tak bisa memiliki. Seperti kita yang tak juga
memastikan hati.
Frappucinno.
1 sept 2013
1 comment:
Ngenaš¢
Post a Comment