Tuesday, December 13, 2011

Pengadilan Tinggi Negeri


Pangadilan Tinggi Negeri, adalah tempat yang gak  pernah gue jamahi. Yang terbayang di benak gue. Banyak hakim berkumis kriting. Dengan polisi berkulit gelap, berbadan kekar, kayak dalam film india gitu.  Gue gak pernah berniat, buat nongrong di pengadilan, apalagi tinggal disana, kayak gak ada aja tempat tongkrongan lain. Tapi, lo tau gak. Hari ini gue, gue harus datang ke pengadilan , gue harus gaul dengan anak gaul sana, gue panik, gue gak bisa kayak gini, ntar kalo gue dia apa apain gimana? Gue hamil, gue  melahirkan, dan gue gak tau harus minta pertanggungjawaban sama siapa? Gue panik, apa yang harus gue lakuin, gue pengen lari, gue pengen lari, keliling dunia, sembunyi di benua antartika, ketemu beruang kutub, GUE PANIK. Tapi, tunggu dulu, gue kan COWOK. Masak cowok hamil. BEGOK.
Untung gue sadar kalo gue cowok, jadi adegan paniknya bisa di minimalisir. Tapi tetap aja gue harus ke pengadilan . gue harus menenangkan diri, gue harus percaya. TUHAN BERSAMA MANUSIA GALAU. Gue harus percaya. Sitidaknya sejak gue sadar,kalo gue cowok (terus selama ini)  rasa takut gue udah mulai hilang sedikit demi sedikit. Perlahan gue , tenangin diri dengan duduk di kantin kopma milik kampus gue. Sekotak frestea, gue teguk, guk, guk, guk. Abis. Terasa sempurna hidup ini. Dengan sekotak frestea.
Jam pun menunjukkan jam 10 pagi, sedangkan gue harus nyampe di pengadilan jam 11. Karena dalam scriptnya gue harus nyampe jam sebelas, maklum artis pendatang baru di dunia peradilan. Tiba tiba handpone gue bunyi. Tut. Tut. Ternyata, yang nelpon ruby. Teman gue yang harus, ke penagdilan hari ini. Tapi dia udah duluan. Gue ma ruby jadi saksi dalam kasus penipuan yang terjadi di kampus gue. Sudah setengah jam gue berada di kantin kampus. Sekarang gue mikir ,gimana caranya biar gue bisa sampai di pengadilan tepat sebelum sidang di mulai. Tak ada tanda – tanda teman yang bisa di ajak ke sana ( pengadilan ).
Pas gue, lagi mikir mikir. Tiba datang stave. Preman kampus, yang biasanya . males kuliah karena faktor usia dan faktor otak. Gue samperin ‘ stive, temanin gue donk?.rayu gue ke stive.  Mm… gue mau ujian bro. maaf ya? Lo mau kemana?. tanya stive balek. Renacana mau ke pengadilan bro, jadi saksi kasus penipuan kemaren.maaf bro, gue ada kuliah.stive ngasih alasan. Ya udah dech. Jawab gue. Dan gue terus , berfikir. Dan akhirnya gue putusin aja buat naik bus kota.
Waktu mau jalan. Isra datang. : kemana bro?.wah ada , teman nich kata gue dalam hati. Gue rayu dulu dech. Setan di atas kepala gue juga ikutan merayu. Ini bro, gue mau ke pengadilan. Lo ikut ya. Kapan lagi maen ke pengadilan, banyak jaksa cantiknya juga lo,tuntas gue.ternyata rayuan gue , berhasil. Isra mau ikut nemanin gue, hangout ke pengadialan.
Kita pun berangkat, naik motor isra. Ternyata isra juga blom tau pengadilan negeri itu dimana. Gue telpon ruby. Tut. Tut,diangkat. Halo by, pengadilan nya dimana ya? Jalan apa?. Tanya gue dengan suara agak sedikit kencang. Maklum angin lagi kencang banget di atas motor. Ruby pun menjawab di balik telpon gue ‘ di deket rumah makan lubuk idai.?jawabnya singkat. Dimana? Tanya gue ragu. Lubuk idai. Katanya. Karena angin terlalu kencang. Ya udah, gue pura pura dengar aja. Oh.. iya dech by. Makasih ya. Gue tunggu lu. Terus gue nutup telpon.
Sesampai  di pesimpangan lampu merah dekat pos polisi yang biasa nangkap (razia)  orang, walau kadang mereka (pengendara) gak tau dan gak ngerasa salah. Pos dimana , yang gak jadi rahasia umum lagi di Negara tercinta ini, tempat yang mana tak terjamah oleh ‘koruptor buster’. Terjadi yang namanya ‘ praktek korupsi kelas amuba.atau bahasa lainya praktek sogok kelas tungau’.kalo ada yang gak ngerti, chek di kamus bahasa minang.
Setelah gue pikir, ini dah lewat lubuk idai kale ya. Gue pun mengajak isra untuk balek arah, meninggalkan  daerah rawan razia tersebut.  Kiri kanan,  gue liatin satu satu gedung di kota ini, apa ada yang berlabel ‘PENGADILAN TINGGI NEGERI’. Satu , dua, tingga, empat, namun belum ada yang berlabel pengadilan tinggi negeri. Dalam otak gue berfikir: kok namanya pengadilan tinggi negeri ya?  apa karena bayaran ( mafia kasusnya) murah kale ya,Pemikiran rakyat jeleta.  atau karena punya pemerintah kale ya, kayak kampus gitu, kalo negeri kan lebih murah. katanya.*** Pengadilan tinggi SWASTA ada gak ya? . gue beneran gak tau apa apa soal pengadilan ini. Kalo ada yang tau, silahkan kasih jawabanya di twitter gue @catatansigalauu .
Setelah berpetualang melelang buana. Akhirnya tempat tonkrongan itu pun kita temuin. Saat masuk gerbang, kelihatan sepi, hanya ada sederetan mobil terpakir. Gue, isra dan AYU TING TING. Kami terus masuk kedalam menelusuri lorong gelap, tak becahaya, dan hanya ada kami berdua di situ, gue , isra , dan Ayu Ting Ting.  Perasaan gue bilang kita Cuma berdua, gue , isra, terus ini siapa yang namanya AYU TING TING. Ngapain dia dari tadi ikutin gue ma isra, gak da kerjaan ni penyanyi dangdut yang satu ini.
Pas pertama masuk ruangan, yang gue liat adalah, manusia berperut agak setengah buncit, pake kain seperti dasi, warana putih duduk di loby dengan beberapa manusia lainya. Gue  dan isra ikut duduk, ayu ting ting berdiri. Dengan perasaan yang , gak menentu, gak tau mau ngapain, gue Cuma liatin layar tivi, dan berharap ada FTV siang , pemainya abang gue, VINO g bastian, atau pangilan sehari harinya bang VINO. Dengan alur ceritanya , bang vino, jatuh cinta sama jesica, di kandang sapi sambil ngeremas susu, ( SAPI ). Gue sengaja bikin sapinya dalam tanda kurung. LO MIKIR APA ? AYO NGAKU?.
Ternyata harapan gue sirna, pupuslah sudah semuanya, yang tampil di layar TV hanya
Jadwal siding hari ini
Acara             : sidang kasus koruptor
Pukul            : 09: 30 WIB
Terdakwa    : nazaramin
Hakim           : aminudin
Saksi              : dalam komfirmasi.

Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya ruby datang. Kitapun segera menuju ruang jaksanya. Berharap siding segera di mulai , ruby mengajak temannya namanya dita ( bukan nama sebenarnya ) . kita masuk ruangan 4 x 4, ada buk jaksa dan teman temannya, salah seorang jaksa sebut saja wati ( juaga bukan nama sebenarnya).  Dek sidangnya jam 11 ya di mulai, ucap wati kepada kami yang diruangan itu,.’ Iya kakak’ jawab kami serentak.serasa jadi anak taman kanak kanak alifah yang dekat rumah yuni sara mantanya rafi ahmad. Tiba tiba kak wati pergi, gak tau entah kemana?. kami pun terus sibuk dengan kegiatan masing masing, ruby sibuk dengan BB nya, ( baca blackberry,not bau badan), dita juga, isra sibuk dengan hape bututnya, ayu ting ting sibuk cari alamat, dan gue sibuk ngatur wajah, biar keliahatan keren. MELAWAN TAKDIR.
Tak lama kemudian , kak wati pun datang,dan berkata : adek adek , pak hakimnya lagi seminar di hotel pangeran. Sidangnya kita undur ya jam  1 siang ya. Dengan sok manisnya, tanpa rasa berdosa. Dan gue, gue gak bisa protes. Makanya gue protes di sini, mau jadi apa Negara yang besar ini, mau jadi apa bangsa kita ini, jika saja seorang hakim yang seharusnya memutuskan seseorang ,bersalah atau tidaknya. Untuk menepati janjinya saja tidak bisa. Coba lo banyangin. HAKIM,mereka yang seharusnya gue panutin. GAK DISIPLIN. Gue kecewa, ruby kecewa, isra kecewa, dita kecewa, ayu ting ting juga ikut kecewa.
Dengan berat hati, gue pun memutuskan untuk balik ke kampus bersama isra ,gue gak tau ruby ma dita mau kemana? apalagi ayu ting ting, gue gak tau harus kemana lagi. Kecewa. Kecewa.
Satu pelajaran yang gue ambil hari ini, di Negara yang besar ini, seorang HAKIM pun , belum bisa tepat waktu.***

Catatan : kabar terakhir yang gue dengar, ruby tetap ikut persidangan. Dan keputusanya di putuskan minggu depan,TANPA MENGUNDANG SAKSI YANG HADIR HARI INI.

2 comments:

Qalbi Salim said...

haks...haks...

Anonymous said...

ayu ting-ting..ckckckkc...