Perihal pagi ini yang terpikir oleh saya, kenapa saya
mesih saja merindukanmu? saat kau bahkan tak menunjukan sikap merasakannya
sedikitpun. Ya. Tidak sedikitpun.
Rasanya, jika dipikir-pikir, jika mendengarkan ocehan
teman-teman saya tentang apa yang saya lakukan, saya melakukan hal bodoh. Saya
bodoh karena telah merindukanmu sendiri, bodoh karena telah berharap sendiri,
padahal saya tau, kamu tak pernah sama sekali mengharapkan saya. Bukankah
begitu?!
Kali ini saya memilih mengabaikan ocehan teman-teman
saya. Saya memilih, menerima menjadi bodoh.
Ya. Terkadang memang harus seperti itu. Kadang, kita
memang harus bodoh, karena cinta bukan masalah pintar, bukan masalah menang
atau kalah, tapi cinta adalah masalah hati. Dan hati saya masih memilihmu. Hati
saya masih saja menginginkanmu. Masih saja.
Kau tak perlu berkomentar apa-apa tentang yang saya
tulis. Cukup diam. Dan rasakan saja. Apa yang saya rasakan. Jika kau tak merasakannya,
tak apa, cukup saya yang menikmatinya. Saya percaya, tak ada jatuh cinta yang
percuma. Tak ada perasaan yang terbuang sia-sia.
Seperti pagi ini. Saya masih memilihmu untuk menjadi
seseorang yang saya nanti. Seseorang yang selalu terselip dalam doa. Seseorang
yang menjadi motivasi saya. Andai kamu tau, saya sungguh ingin bersamamu.
Menjagamu. Mencintaimu. Mengutuhimu. Seumur hidup saya.
Entah sampai kapan cinta akan terus menungguimu. Tapi
satu yang pasti. Hati selalu mendoaimu, agar kau jatuh di hatiku.
Pagi. 2 agustus 2013. saat ingatan kembali menjemputmu.
No comments:
Post a Comment