Sunday, November 24, 2013

Saat jauh begini


Saat jauh begini. Aku bahkan lebih rapuh dari daun keladi. Aku bahkan lebih sepi dari jalanan  dinihari di belakang desa sebelah rumahku. Aku bahkan lebih layu dari daun-daun talas terbakar api jerami. Tanpamu hanya ada jenuh yang menjemukan. Tanpamu hanya ada perih yang mengigit di dadaku. Pelan-pelan aku bisa mati. Pelan-pelan aku bisa gila. Pelan-pelan saja mendekatlah kemari. Aku ingin lebih dekat lagi denganmu. Aku ingin menjadi daun-daun yang selalu kau rindu. Daun-daun putri malu yang tersenyum kala hujan turun. Saat panas gersang. Bersamamu cukup membuat tenang.

Saat jauh begini. Peluhku pun terasa lali. Dinihari tak terasa pagi. Kelam dan legam menderam di dadaku yang semakin suram. Tanpamu semuanya berubah tak tentu arah. Tanpamu sayap-sayap malaikat pun terlihat patah. Begitukah cinta yang merekah di dada. Saat jarak terasa begitu menyiksa. Lalu kemana aku akan mengadukan lara? Tanpamu semua seolah sia-sia. tanpamu tak adalagi yang bisa kupercaya.

Saat embun-embun dinihari turun memandikan tubuhku. Membasuh rindu yang kalah. Menghanyutkan asa yang tak kunjung kau ijabah. Sementara aku hanya bisa diam dalam gelap menjelang subuh yang semakin kelam. Tulung-tulang rusukku semakin remuk. Rangka peluknya seolah ingin patah. Aku takut, kelak jika bertemu denganmu lagi ia hanya menunggu mati. Karena saat jauh begini ragaku pun seolah sekarat. Perasaan yang menggunung kini terasa semakin berat. Bergelayut di pundakku yang semakin erat.

Saat jauh begini, tak ada yang lebih mulia dari pada segera pulang. Tak ada yang lebih indah selain manatap wajahmu yang merona merah. Tak ada yang lebih madu dari pada memeluk tubuhmu dengan rindu.


Saat jauh begini, sesungguhnya Tuhan sedang menguji diri; apakah kita memang terlahir untuk bertemu lagi?







kamar: 2:53 dinihari.

3 comments:

Unknown said...

Aku pun merasakan apa yang kamu rasakan. Saat jauh begini, hati perih menahan rindu yang tak kunjung usai. Ingin rasanya ku berlari dan merebahkan rindu ini dalam dekap mu. Namun apalah dayaku saat jarak begitu kuat menahanku utk tetap disini. Seakan rindu ini tak bertuan,rindu ini semakin kuat tertanam. Tak tau apa yang bisa kulakukan , menatap gambarmu dalam bingkai itu mampu sedikit rebahkan rinduku namun tak jua hilang rasa sesak itu. Karna yang ku harapkan adalah dekapmu yang nyata dalam peluku.

Unknown said...

bang izin share ya...
saya pembaca setia tulisan abang loh,saya banyak belajar dari tulisan abang...
terimakasih :)

Unknown said...

seolah postingan ini menceritakan tentangku beserta jarak kita :(